PENALARAN
Penalaran adalah proses berfikir manusia yang secara terus menerus yang
akan menghasilkan suatu kesimpulan.
1.
PENALARAN
DEDUKTIF
penalaran deduktif / deduksi adalah
merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi
yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan dan terdiri dari pengalaman-pengalaman hidup kita. kita sudah
membentuk bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat
khusus. Proposisi itu tidak lain adalah kesimpulan kita mengenai suatu fenomena
yang telah kita identifikasi dengan mempertalikannya dengan proposisi yang umum.
Bila identifikasi yang dilakukan itu benar, dan kalau proposisinya itu juga
benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.
Uraian mengenai proses berpikir
deduktif ialah seperti silogisme, silogisme kategorial, entimem, salah nalar
dan sebagainya.
Contoh penalaran deduktif :
Mendengarkan musik karya Johannes
Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart atau lebih dikenal dengan Mozart, yang sangat menakjubkan terlebih sangat fenomenal dapat
menenangkan jiwa dan baik untuk perkembangan bayi yang sedang di kandung. Dalam penelitian ilmiah telah dibuktikan bahwa
mendengarkan musik itu dapat menenangkan pikiran manusia dari berbagai macam
masalah yang sedang dihadapinya.
2.
KOMPONEN
Komponen
adalah bagian dr keseluruhan; unsure
A.
MENARIK KESIMPULAN SECARA LANGSUNG
Simpulan secara langsung adalah
penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat
menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1. Semua S adalah
P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua manusia dan binatang mempunyai bulu. (premis)
Sebagian yang mempunyai bulu
adalah manusia dan binatang. (simpulan)
2. Semua S adalah
P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Semua pisau adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun pisau adalah
senjata tidak berbahaya. (simpulan)
3. Tidak satu pun S
adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun burung adalah bebek. (premis)
Semua bebek adalah bukan burung. (simpulan)
4. Semua S
adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua burung adalah berbulu. (premis)
Tidak satu pun burung adalah tak berbulu. (simpulan)
Tidak satupun yang tak berbulu adalah burung. (simpulan)
B.
MENARIK KESIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Untuk penarikan simpulan secara
tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut
akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang
bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan
penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
Semua
manusia akan mati
Dinda
adalah manusia
Jadi,
Dinda akan mati. (simpulan)
2.
Silogisme Kategorial
Suatu
silogisme yang terdiri dari tiga proposisi, dua proposisi merupakan premis dan
satu proposisi merupakan simpulan. Premis khusus disebut premis minor. Simpulan
terdapat subjek dan predikat.
Contoh :
Semua
atlet berolahraga
Semua
pelari adalah atlet
Jadi,
semua pelari berolahraga
3.
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya
:
Semua Guru adalah orang cerdas
Putri adalah seorang ilmuwan.
jadi, Putri adalah orang cerdas.
Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen.
Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme.
4.
Salah Nalar
Salah nalar adalah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat.
Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah
atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam
tulisan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ahmadi, H.Abu . 1998 . psikologi
Umum . jakarta : PT Rineka Cipta
· Ambarwati, Sri Bahasa
Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap. Klaten , Jawa Tengah : CV Viva
Pakarindo
· Arifin, Zaenal, E. dan
S.Amran Tasai.2009.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:
Akademika Pressindo
Infonya sangat membantu, mudah dipahami lagi, tks.
BalasHapus