Pages

Selasa, 01 Oktober 2013

Bahasa Indonesia 2 ( Penalaran Deduktif dan Komponen)


PENALARAN
Penalaran adalah proses berfikir manusia yang secara terus menerus yang akan menghasilkan suatu kesimpulan.

1.      PENALARAN DEDUKTIF

penalaran deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan dan terdiri dari pengalaman-pengalaman hidup kita. kita sudah membentuk bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Proposisi itu tidak lain adalah kesimpulan kita mengenai suatu fenomena yang telah kita identifikasi dengan mempertalikannya dengan proposisi yang umum. Bila identifikasi yang dilakukan itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.

Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme, silogisme kategorial, entimem, salah nalar dan sebagainya.

Contoh penalaran deduktif :
Mendengarkan musik karya Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart atau lebih dikenal dengan Mozart, yang sangat menakjubkan terlebih sangat fenomenal dapat menenangkan jiwa dan baik untuk perkembangan bayi yang sedang di kandung.  Dalam penelitian ilmiah telah dibuktikan bahwa mendengarkan musik itu dapat menenangkan pikiran manusia dari berbagai macam masalah yang sedang dihadapinya.

2.      KOMPONEN
Komponen adalah bagian dr keseluruhan; unsure

A.     MENARIK KESIMPULAN SECARA LANGSUNG
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1.   Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua manusia dan binatang mempunyai bulu. (premis)
               Sebagian yang mempunyai bulu adalah manusia dan binatang. (simpulan)

2.   Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua pisau adalah senjata berbahaya. (premis)
               Tidak satu pun pisau adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.   Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun burung adalah bebek. (premis)
               Semua bebek adalah bukan burung. (simpulan)

4.    Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua burung adalah berbulu. (premis)
               Tidak satu pun burung adalah tak berbulu. (simpulan)
               Tidak satupun yang tak berbulu adalah burung. (simpulan)

B.     MENARIK KESIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:

1.       Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 

Contohnya:
Semua manusia akan mati
Dinda  adalah manusia
Jadi, Dinda akan mati. (simpulan)


2.       Silogisme Kategorial
Suatu silogisme yang terdiri dari tiga proposisi, dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis khusus disebut premis minor. Simpulan terdapat subjek dan predikat.
Contoh :
Semua atlet berolahraga
Semua pelari adalah atlet
Jadi, semua pelari berolahraga

3.       Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contohnya :
 Semua Guru adalah orang cerdas
Putri adalah seorang ilmuwan.
jadi, Putri adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.

4.       Salah Nalar
Salah nalar adalah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan.


DAFTAR PUSTAKA

·         Ahmadi, H.Abu . 1998 . psikologi Umum . jakarta : PT Rineka Cipta
·     Ambarwati, Sri  Bahasa Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap. Klaten , Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo
·  Arifin, Zaenal, E. dan S.Amran Tasai.2009.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Akademika Pressindo







1 komentar: